ACROSS THE NIGHTINGALE FLOOR (Novel Review) *Minimum Spoiler

 


Penulis: Lian Hearn

Terbit: 2002, Jepang

Genre: Fiction, Sengoku Era, War, Romance, Drama

Harga: Rp 95.000

Kategori: 17+


Blurb:

Otori Takeo adalah seorang anak yang diselamatkan oleh Lord Shigeru ketika desanya diserang oleh Lord Iida.Takeo memiliki kemampuan unik seperti pendengarannya yang sangat tajam, kemampuan membelah diri, dan masih banyak lainnya. Hal ini karena Takeo merupakan bagian dari kaum Tribe. Yaitu kaum yang mempunyai bakat seperti ninja.

Hubungan Lord Iida dan Lord Shigeru tidak baik. Perang bisa terjadi kapan saja. Namun Lord Iida justru ingin membuat relasi dengan Lord Shigeru dengan menikahkannya dengan Kaede, putri dari Lord Shirakawa yang menjalin kerjasama dengan Lord Iida. Namun Lord Shigeru tahu bahwa itu hanya jebakan yang dibuat oleh Lord Iida untuk membunuhnya. Dengan hadirnya Takeo yang memiliki bakat unik, Lord Shigeru berencana menggunakan Takeo untuk membunuh Lord Iida terlebih dahulu. Takeo pun setuju untuk melakukannya karena ia telah jatuh cinta dengan Kaede. Lantas dapatkah Takeo membunuh Lord Iida? Dan dapatkah hubungan antara Takeo dan Kaede terjalin?

 

Bagusnya:

“Across The Nightingale Floor” adalah sebuah novel latar tempat imajiner yang menyerupai zaman Sengoku Jepang. Maka para pembaca yang menyukai kisah para samurai, ninja, dan perang antar kerajaan pasti akan menyukai novel ini. Seperti sebuah hikayat lama, buku ini banyak menggunakan kalimat-kalimat ungkapan dalam menggambarkan perasaan tokoh. Alur cerita yang lambat membuat proses perkembangan dari tokoh utama “Takeo” terasa nyata. Mulai dari ia masih anak-anak hingga remaja, semuanya akan diceritakan secara runtut. Walau ini memiliki 2 tokoh utama yaitu Takeo dan Kaede, namun cerita yang dibuat tidak terasa membingungkan dan justru semakin menarik karen dunia yang dibangun akan menjadi lebih luas.

 

Kurangnya:

Jalan cerita yang dibuat ketika ingin memasuki bagian akhir dirasa “Psines” cukup menyebalkan. Lantaran rencana yang sudah dibuat dengan matang oleh tokoh utama dihancurkan begitu saja tanpa alasan yang cukup kuat oleh salah satu tokoh pendamping. Namun anehnya ketika sudah masuk bagian akhir, rencana tersebut tetap dijalankan dan yang lebih anehnya lagi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada masalah yang berarti. “Psines” merasa jalan cerita yang tidak jelas tersebut merusak keseluruhan cerita. Padahal dari awal hingga pertengahan, alur yang dibangun sudah sangat baik. Namun hanya karena sebuah adegan kecil yang merusak rencana tokoh utama, rusak juga keseluruhan alur cerita. Selain itu tokoh antagonis yang dari awal hingga pertengahan cerita diceritakan sebagai sesosok yang tangguh. Dapat dengan mudahnya dikalahkan di akhir cerita. “Psines” merasa cukup kecewa karena tokoh yang digadang-gadang kuat, ternyata dapat dikalahkan dengan mudah. Terakhir, karena banyaknya kalimat ungkapan yang digunakan, kesan yang didapatkan justru bertele-tele dan tidak indah lagi.

 

Intinya:

Bagi penikmat sejarah masa kerajaan Jepang, maka novel ini cocok untuk anda. Alur yang lambat membuat perkembangan Takeo terasa nyata dan kalimat yang digunakan dalam cerita ini juga sangat indah. Namun diakhir cerita terdapat adegan yang menurut “Psines” merusak keseluruhan cerita serta kalimat yang digunakan oleh penulis terkesan bertele-tele.

 

Nilai Akhir: 8/10

 

Kalimat Menarik:

* Dia pasti tidak menginginkanku di rumahnya setelah tahu aku anak seorang pembunuh. - Takeo

* Kalau tidak memeluknya sekarang, aku akan mati. - Takeo

* Aku gadis dungu. Dibesarkan oleh klan Noguchi, setia dan bodoh. Aku tidak tahu apapun tentang intrik antarklan. - Kaede

* Di dunia yang berbeda, dalam kehidupan yang berbeda, di negeri yang tidak dikuasai peperangan. - Takeo

* Kau jatuh cinta pada kematian, seperti semua orang dari kalanganmu. - Kenji

Posting Komentar

0 Komentar